Jakarta: Direktur Global Future Institute, Hendrajit, mengungkapkan proses tender minyak mentah Integrated Supply Chain (ISC) yang dilakukan sejak pekan lalu, hingga saat ini belum juga diumumkan pemenangnya.
Dia menegaskan, ketergantungan Indonesia terhadap minyak mentah berasal dari hampir ke 16 negara. Oleh karena itu, alih fungsi pengadaan Petral ke ISC yang direkomendasikan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri, dimaksudkan agar semua prosesnya melalui satu pintu. Namun, ujar dia, justru hanya menjadi pintu masuk untuk mengganti importir semata.
"Ini kan hanya untuk ganti importir dan justru persoalannya itu tidak berubah. Tidak ada upaya orientasi untuk menghentikan impor. Apalagi ketergantungan kita dari hampir kepada 16 negara. Sehingga kita dalam konteks ini tetap menghidupkan terus ruh importir yang berkedok broker. Ini yang ga berubah," jelas dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Hendrajit menambahkan, belum keluarnya pemenang tender tersebut kemungkinan besar tengah terjadi tarik menarik antar kepentingan di dalamnya. "Ini nampaknya ada tarik menarik yang kuat, tapi pada dasarnya adalah kepentingan," kata Hendrajit.
"Tapi dasarnya bukan #Petralnya yang dibubarkan atau tidak, tapi ISC-nya ini yang harus di off dulu, sehingga buat satu skema baru kalau pun impor, dengan dasar yang tidak merugikan keuangan negara kita," sambung dia.
Sekadar informasi, tender impor minyak sudah dibuka pada 22 Januari. Adapun pada 27 Januari seharusnya sudah diumumkan.
Dia menegaskan, ketergantungan Indonesia terhadap minyak mentah berasal dari hampir ke 16 negara. Oleh karena itu, alih fungsi pengadaan Petral ke ISC yang direkomendasikan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri, dimaksudkan agar semua prosesnya melalui satu pintu. Namun, ujar dia, justru hanya menjadi pintu masuk untuk mengganti importir semata.
"Ini kan hanya untuk ganti importir dan justru persoalannya itu tidak berubah. Tidak ada upaya orientasi untuk menghentikan impor. Apalagi ketergantungan kita dari hampir kepada 16 negara. Sehingga kita dalam konteks ini tetap menghidupkan terus ruh importir yang berkedok broker. Ini yang ga berubah," jelas dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Hendrajit menambahkan, belum keluarnya pemenang tender tersebut kemungkinan besar tengah terjadi tarik menarik antar kepentingan di dalamnya. "Ini nampaknya ada tarik menarik yang kuat, tapi pada dasarnya adalah kepentingan," kata Hendrajit.
"Tapi dasarnya bukan #Petralnya yang dibubarkan atau tidak, tapi ISC-nya ini yang harus di off dulu, sehingga buat satu skema baru kalau pun impor, dengan dasar yang tidak merugikan keuangan negara kita," sambung dia.
Sekadar informasi, tender impor minyak sudah dibuka pada 22 Januari. Adapun pada 27 Januari seharusnya sudah diumumkan.
sumber: metronews.com
No comments:
Post a Comment