JAKARTA – Proses tender minyak mentah PT Pertamina yang dilakukan Integrated Supply Chain (ISC) dibawah pimpinan Daniel Purba hingga saat ini belum juga diumumkan pemenangnya ke publik.
Bahkan dalam prosesnya pun baik ISC atau Pertamina terkesan tertutup dan tidak transparan.
Direktur Energy Wacth Indonesia, Ferdinand Hutahaeanmengatakan, ISC abaikan rekomendasi tim RTKM Faisal Basri yang menginginkan transparansi di sektor migas. Informasi yang beredar dalam Tender pengadaan Minyak jenis Azuri dan Qua Iboe-Nigeria masing-masing sebesar 2 juta barel telah di menangkan tanpa menggunakan penawaran harga terendah.
"Penting bagi ISC-Pertamina untuk melakukan transparansi atau keterbukaan informasi tentang pengadaan minyak. Saat ini ada 2 hal yang paling krusial untuk dibuka secara jujur ke publik, yaitu terkait tender minyak mentah perdana ISC dan perjanjian kerjasama dengan Sonangol," kata Ferdinand dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (31/1/2015).
Menurutnya, dua hal tersebut menjadi sangat penting karena akan menjadi barometer pertama bagi publik tentang kinerja ISC dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) yang dipimpin oleh Faisal Basri
Menurutnya, dua hal tersebut menjadi sangat penting karena akan menjadi barometer pertama bagi publik tentang kinerja ISC dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) yang dipimpin oleh Faisal Basri
"Saat ini, ISC-pertamina dipimpin Daniel Purba tidak ada keterbukaan terkait
volume crude oil yang hendak diimpor, siapa peserta tendernya, mekanisme dan apa saja syarat yang ditentukan," tegasnya.
volume crude oil yang hendak diimpor, siapa peserta tendernya, mekanisme dan apa saja syarat yang ditentukan," tegasnya.
Dikatakan Ferdinand, jika ISC-Pertamina masih tertutup seperti ini, artinya tidak ada perubahan sama sekali menjadi bukti sah bahwa selama ini tim RTKM Faisal Basri hanya memindahkan tempat bermain mafia. Tim RTKM hanya melakukan pergantian mafia minyak dari mafia di Petral-PES ke mafia di ISC.
"Daniel Purba sebagai VP ISC Pertamina harusnya membuka semuanya ke publik, jangan ditutupi supaya publik bisa ikut mengawasi," katanya.
suumber: tribunnews.com
No comments:
Post a Comment