Tuesday, February 17, 2015

DPR minta ISC Pertamina transparan

DPR minta ISC Pertamina transparan
Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan bahwa impor minyak mentah perdana dari Sonangol EP sudah bisa diterima ISC pada akhir Januari 2015 ini. Di samping itu ISC Pertamina sudah melakukan tender pengadaan impor crude oil dilaksanakan pada Kamis (22/1).
Polemik impor minyak asal Sonangol EP pun kembali mengemuka. Ketua Komisi VII DPR Kardaya mempertanyakan transparansi atas kerja sama impor minyak ini yang kononnya menguntungkan.  
"Pembelian minyak mentah dari Sonangol EP diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan beberapa keuntungan seperti diskon yang banyak karena pembelian langsung dari pemerintah ke pemerintah. Namun hingga saat ini kami belum mengetahui kelanjutan transparansi impor Sonangol," ujarnya, Rabu (28/1).
Dirinya mengakui informasi yang didapat tidak jelas, apakah impor minyak mentah dari Sonangol EP atau Sonangol China. “Kalau impor melalui Sonangol China berarti ada broker lagi, padahal yang kita tahu, setiap ada broker berarti ada biaya tambahan bagi Indonesia,” jelasnya.
Isu transparansi di impor minyak dari Sonangol terus bergulir. Tak heran jika kemudian muncul dugaan adanya conflict of interest atas kerja sama  impor ini.
Asal tahu saja, masuknya Sonangol EP tidak lepas dari peran Surya Paloh. Kehadiran Sonangol EP tidak lain untuk mengurangi peran Petral sebagai pemasok minyak ke Indonesia.
Selama ini Pertamina mengimpor minyak melalui pihak ketiga atau trader alias tidak membeli minyak langsung ke produsennya.
Akibatnya, kata pemilik Media Group ini, impor minyak jadi mahal dan memberatkan negara. Nah, dia yakin, jika Indonesia membeli langsung ke produsen, biaya impor bisa ditekan.
Namun, kendati melibatkan PT Surya Energi Raya, perusahaan minyak miliknya, dalam mempertemukan Pertamina dan Sonangol,  Surya Paloh membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor minyak Angola.
Sebagai catatan, Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Tahun 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana US$ 200 juta ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu.
Untuk menampik semuannya, sekali lagi Kardaya berharap Pertamina dan ESDM bisa lebih transparan. "Secara organisasi ISC berada di dalam Pertamina. Artinya, kalau mereka tidak transparan itu bertentangan dengan janji Menteri ESDM Sudirman Said dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto bahkan rekomendasi Tim Reformasi Migas yang dipimpin Faisal Basri", tegas Kardaya.

sumber : kontan

No comments:

Post a Comment